foto keluarga saya |
Perkenalkan nama saya Avita Nur Cahyani saya adalah siswi dari SMA N 1 Pamotan kelas XII.IPS.5.Disini saya ingin menulis sebuah artikel berisikan tentang biaya hidup PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dan kegiatan saya di masa pandemi covid-19 ini.
Ini pandemi covid-19 ini bukan hanya krisis kesehatan saja tetapi berpengaruh juga bagi perekonomian masyarakat. Penerapan social distancing dan kebijakan PSBB tentu saja dapat memutus mata rantai penyebaran virus Corona ini, akan tetapi kebijakan tersebut memberi dampak buruk bagi perekonomian masyarakat dunia khususnya negara Indonesia.
Di masa pandemi ini kegiatan keluarga saya sangatlah berbeda dari pada hari-hari sebelum adanya pandemi ini. Salah satunya adalah saya sendiri, saya yang biasanya dapat belajar di sekolah dan bertemu langsung dengan guru dan teman-teman tetapi sekarang kita semua hanya bisa melakukannya melalui online dengan menggunakan HP. Maka dari itu pemerintah melakukan aturan PJJ.
Kegiatan saya dan keluarga setelah melakukan sholat subuh di Mushola adalah bersepeda, biasanya kami berangkat pukul 05.00 WIB dan selesai pukul 07.30 WIB, karena ada perlaksanaan sekolah darling waktu bersepeda jadi dibatasi karena pelaksanaan darling pukul 07.00 WIB, jadi kami harus pulang kerumah pukul 06.00 WIB. Sebelum sekolah darling dimulai biasanya saya membantu ibu untuk menyapu lantai, dan selanjutnya saya lanjut untuk bersekolah online,saya juga mengajak adik saya karena adik saya pun diberi pelajaran online oleh gurunya, pada saat yang sama ibuku langsung pergi ke pasar untuk membeli bahan untuk memasak ditemani ayahku. Waktu pembelajaran online saya berakhir pada pukul 11.00 WIB, setelah selesai biasanya saya langsung menuju ke Mushola bersama keluarga,sebelum waktu sholat dhuhur tiba saya dan adik saya membersihkan Mushola contohnya seperti menyapu dan mengepel lantai.
Di masa pandemi ini juga membuat perekonomian keluarga saya menjadi berbeda. Ayah saya yang bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebagai tukang servis dinamo selama pandemi ini pemasukan yang didapat ayahku pun sedikit berkurang, biasanya sehari bisa sampai 7 hingga 10 mobil tetapi sekarang gaya 3 hingga 5 mobil terkadang satu hari pun tidak ada sama sekali. Tetapi Alhamdulillah keluarga saya tetap bersyukur karena masih banyak orang di luar sana yang masih mencari pekerjaan.
Tetapi memang pandemi ini sangatlah merugikan banyak orang, pendapatan ayah saya dalam sebulan yang dulu bisa mencapai 2 juta tetapi sekarang menjadi menurun, ditambah lagi pengeluaran menjadi bertambah banyak contohnya sebelum adanya pandemi keluarga saya membeli sabun cuci tangan hanya satu untuk satu bulan tetapi karena adanya pandemi ini kita harus ekstra cuci tangan dan itu memerlukan sabun yang lebih banyak dalam satu bulan. Selain itu tentu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sekolah dua anak (SMA dan SD) yang masih memiliki tanggungan uang gedung 2 juta selama setahun, ditambah kebutuhan pokok keluarga kurang lebih 500 ribu perbulan, membayar listrik kurang lebih 200 ribu per bulan,ditambah lagi sekolah yang mengharuskan membeli LKS untuk bahan pembelajaran dengan harga kurang lebih 150 ribu, belum lagi dengan keadaan sekarang yang harus ekstra membeli paket data untuk sekolah darling dengan harga 50 ribu per bulan.
Tetapi Alhamdulillah sejak di berlakunya New Normal saat ini keadaan perekonomian keluarga saya perlahan-lahan membaik seperti sedia kala.
Semoga pandemic ini cepat berlalu supaya kita bisa bertemu dengan orang yang kita cintai dan bisa beraktifitas seperti biasanya dan saya segera bisa belajar kembali di sekolah. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta'ala Amin ya robbal alamin.
Demikian cerita yang saya tulis semoga dapat menginspirasi para pembaca mohon maaf jika ada kesalahan dalam menulis.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Avita Nur Cahyani
Kelas : XII IPS 5
No Absen : 07