Hallo sahabat bloger....
Disini saya akan menceritakan suasana desa saya saat merayakan hari ulang tahun Indonesia pada saat pandemi.
Seperti yang kita semua tahu,tahun ini adalah tahun yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,dikarenakan tahun ini kita semua diberi musibah dengan adanya covid-19 ini. Bahkan kita semua tahu bahwa corona ini sudah melanda hampir di seluruh dunia.
Salah satunya di negara kita Indonesia, Indonesia pun turut merasakan hal yang sama seperti yang ada di negara lain, apalagi kita sudah pada bulan Agustus yakni pada bulan ini adalah hari kemerdekaan Indonesia yang ke 75 tahun.
Pastinya dari berbagai kota maupun provinsi saat merayakan hari kemerdekaan ini akan sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Misalnya di tahun-tahun sebelumnya di desa/kota saya pasti ada karnaval tetapi tahun ini berbeda tidak ada karnaval.
Baiklah tidak perlu banyak omong kosong lagi saya akan sedikit menceritakan perbedaan perayaan hari kemerdekaan Indonesia saya tahun lalu dan sekarang. Sekedar revisi sedikit saya bertempat tinggal di desa Jolotundo,dukuh Krajan,kecamatan Lasem,kabupaten Rembang.
Biasanya jika sudah mendekati bulan Agustus di desa saya semua warga diharapkan untuk berkumpul dan rapat bersama untuk membentuk panitia dan mempersiapkan lomba lomba yang akan diadakan pada 17 Agustus, tetapi sekarang tidak ada rapat karena kita harus mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah oleh karena itu kita tidak mengadakan rapat secara tatap muka,tetapi kita mengadakan rapat dengan menggunakan grup WA.Setelah bermusyawarah digrup para panitia memutuskan untuk mengadakan tirakatan (tasyakuran) pada malam tanggal 17,setelah itu seminggu kemudian tanggal 22 dan 23 pada hari sabtu dan minggu diadakan lomba-lomba.Yang membedakan adalah pada tahun sebelumnya lomba diadakan seminggu penuh sebelum tanggal 17,tetapi tidak dengan sekarang,sekarang para panitia harus mengurangi lomba-lomba dikarenakan kekurangan dana dan harus mematuhi protokol kesehatan yang harus menjaga jarak.
Setelah pelaksanaan lomba pada tanggal 29 yaitu hari sabtu pak lurah Eko Subandi mengadakan jalan santai karena tidak ada karnaval pak lurah mengganti nya dengan jalan santai,yang membedakan jalan santai ini dengan yang lain adalah warga yang ikut serta diminta memakai pakaian yang unik tapi simpel dan tidak membutuhkan banyak biaya,dan ini diberlakukan di setiap dukuh,bila ada dukuh yang memiliki keunikan dari setiap penampilannya pak lurah akan menghadiahinya dengan total uang sebesar Rp 2.200.000 berdasarkan juara,juara 1 mendapatkan Rp.1.000.000 ,juara 2 mendapatkan Rp.700.000 ,juara 3 mendapatkan Rp.500.000.
Setelah itu pada akhir bulan Agustus yaitu tanggal 31 panitia mengumumkan para juara dari lomba"tersebut.
Itulah sedikit cerita perayaan Agustus an di desa saya.Saya berharap covid-19 ini cepat hilang dan kita bisa berkumpul dengan orang tercintak tanpa menjaga jarak.